Tuesday, August 20, 2013

PT KAI - Going To The Real Good Corporate Governance

Sorry, I post my blog in Bahasa...

Awal Juli lalu, saya kembali pulang kampung halaman setelah hampir 4 bulan tak pulang. Pulang kampung kali ini terasa lebih nyaman. Pasalnya, layanan moda transportasi berupa kereta api sekarang jauh lebih baik dibanding beberapa tahun sebelumnya. Saya pribadi sangat merasakan perbedaan layanan PT KAI. Beberapa hal yang perlu dicatat dari keberhasilan manajemen PT KAI di bawah komando Ignasius Jonan adalah :

1.     Penertiban kios permanen / non permanen dibongkar menjadi fasilitas publik (ruang tunggu, taman, tempat parkir, dll). Walaupun gagasan ini ditentang banyak pihak, saya sependapat bahwa memang seharusnya fasilitas publik harus dikembalikan fungsinya untuk publik. Kios-kios ilegal yang ada di stasiun, umumnya menjadi kantong-kantong kolusi oknum PT KAI dan pedagang yang menyewa kios tersebut. Padahal, tanah tersebut adalah milik negara yang harus dikembalikan fungsinya untuk publik. Seandainya peruntukannya untuk disewakan, harus ada perjanjian yang jelas dan pendapatannya masuk sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP)
2.     Stasiun kini berubah tempat yang bersih dan nyaman, bukan tempat yang angker dan menjadi sarang preman. Sepanjang pengamatan saya, nyaris tak ada pengamen, tunawisma, pedagang asongan, malah sebaliknya banyak dijumpai petugas keamanan, polisis khusus kereta api (polsuska) yang siap membantu kita apabila kita memerlukan informasi.
3.     Nama penumpang harus sesuai dengan yang tertera dalam kartu identitas. Ini penting untuk mengurangi kesemrawutan calo dan risiko identifikasi kecelakaan lalu lintas. Penumpang diperkenankan masuk ke peron setengah jam sebelum kereta berangkat. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penumpukan penumpang di peron.
4.     Tidak ada penumpang yang berdiri. Semua penumpang mendapatkan tempat duduk. PT KAI tidak diperkenankan menjual tiket berdiri. Beda banget waktu zaman dulu, penumpang berdesak-desakan di koridor gerbong kereta
5.     Semua kereta jarak jauh, baik kelas ekonomi maupun bisnis, menggunakan fasilitas pendingin udara (AC). Walaupun penumpang harus membayar selisih harga lebih mahal, tetapi tidak masalah kalau memang tujuannya untuk kenyamanan bersama.
6.     Tidak ada pedagang ataupun pengemis masuk ke dalam gerbong kereta sekalipun kereta tersebut sedang transit di stasiun pemberhentian. Polsuska siap mengusir pedagang yang kedapatan masuk ke dalam gerbong kereta.
7.     Toilet di semua stasiun gratis, bersih pula. Di depan pintu tertulis besar-besar tulisan “GRATIS”. Si penjaga toilet juga rajin bersih-bersih setelah lantai kotor diinjak-injak penumpang yang selesai menggunakan toilet. Hmmm.. malah sempat berfikir untuk memberikan uang tip kepada si penjaga toilet karena begitu rajin dan ikhlas bekerja di sana. Untuk toilet di dalam kereta, boleh dibilang bersih, ada air kran yang mengalir, tisu dan sabun cuci tangan di dalamnya.

Ya, itu dia sekelumit ceritaku mengenai layanan PT KAI yang sedang mengalami perubahan. Perubahan menuju ke yang lebih baik tentunya! PT KAI layak dinilai sebagai salah satu public corporate yang sedang giat-giatnya membangun budaya perusahaan yang lebih baik!

Menurutmu?

No comments:

Post a Comment